Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Potret Krisis Mental Pendidikan Indonesia

Belum lama ini kita baru saja merayakan hari pendidikan nasional, yang dimana momentum tahunan ini seharusnya menjadi pembenahan dalam dunia pendidikan tanah air agar semakin baik. Tapi senyatanya dunia pendidikan kita di warnai sejumlah permasalahan yang justru tidak membawa pendidikan kita ke arah yang lebih baik. Contohnya dalam beberapa bulan terakhir ini kita sering melihat pemberitaan yang mengejutkan di dalam dunia pendidikan. Berita mengenai guru yang sering masuk jeruji gara-gara mendisiplinkan muridnya. Satu dari banyak kasus yang terjadi di dalam dunia pendidikan tanah air seakan-akan memberikan citra pendidikan di Indonesia begitu tercoreng, dan dianggap pendidikan kita belum mampu memberikan konstribusi yang nyata dalam pembentukan mental dan karakter para calon generasi penerus bangsa. Banyak sekali kasus-kasus yang membuat pendidikan kita tercoreng, kita lihat saja seperti unggahan video tidak senonoh oleh siswa dan siswi tingkat Sekolah Dasar di hotel, pembunuhan do

Bagaimana Nasib Bahasa Indonesia?

Oleh: Alfin Dwi Rahmawan (1)Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia (2)Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia (3)Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 sebagai langkah lanjutan terhadap kedudukan Bahasa Indonesia sebagai “ bahasa persatuan ” melalui isi sumpah pemuda. Pemuda menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia pada waktu itu menjunjung tinggi bahasa Indonesia, Bahasa yang mempersatukan daerah-daerah di Nusantara dari Sabang sampai Marauke. Dan dipertegas dengan Undang-Undang Kebahasaan (UU 24/2009). Tapi kita lihat saat ini betapa bangsa kita tidak lagi menghargai bahasa nasionalnya, bahasa negaranya. Banyak masyarakat kita yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Disamping itu dunia pertelevisian saat ini banyak menampilkan sinetron yang dapat dikatakan mengucilkan Bahasa Indonesia karena pengg