Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Gadis Padei (Sebuah risalah gadis Bangka)

Allahuakbar Allahuakbar... Allahuakbar Allahuakbar... Terdengar samar-samar suara adzan subuh yang sedang berkumandang, memecah gelapnya malam hingga menembus lelap tidurku. Aku bergegas berangkat dari tempat tidurku sembari meraba kacamata yang berada tepat di atas meja belajarku, menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh. Di dapur, aku melihat ibu yang sedang membakar kayu yang ia ambilkan di hutan sore kemarin, kayu yang ia gunakan untuk memasak sehari-harinya. Dengan senyuman kecil ibu melontarkan sepatah kata kepadaku. “ selamat pagi anak gadis emak? ” aku hanya membalas perkataan ibu dengan senyuman kecil juga yang membuat otot-otot wajahku bekerja di pagi ini. Oh ya, nama ku Wulan. Aku dilahirkan oleh seorang mailakat tanpa sayap tepat 16 tahun yang lalu di tanah Wangka. Ketika usiaku 2 bulan bapak meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Bapak meninggal ketika tertimbun pasir ketika sedang berada di kolong TI (Tambang Inkonvensional)